NUTRISI
Berat Badan Turun Dengan Mengonsumsi Junk Food: Memang Bisa?
Bagaimana jika kamu mengonsumsi pizza, burger, dan kentang goreng, tetapi berat badanmu masih tetap turun? Secara teori sebenarnya hal ini bisa dilakukan. Kamu pasti sudah tahu kan, kalau kunci menurunkan berat badan itu adalah kalori masuk lebih sedikit daripada kalori yang keluar. Ini artinya kamu bisa jadi langsing dengan diet makanan cepat saji, selama kamu tetap berada dalam kondisi defisit kalori. Nah, yang jadi pertanyaan adalah: Apakah cara ini bisa dilakukan dalam jangka panjang? Apa saja kerugiannya? Yuk, kita cari tahu!
Makanan Cepat Saji: Trend Menurunkan Berat Badan Terbaru?
Pernah mendengar tentang diet IIFYM (If It Fits Your Macro)? atau diet Twinkie? Dalam kedua program pelangsingan badan ini, para pelaku diet bisa makan apapun tanpa pantangan, mulai dari coklat, kue, sampai gorengan. Tapi tetap ada syaratnya, kalori yang kamu makan harus lebih sedikit dibanding kalori yang kamu bakar kalau mau menurunkan berat badan.
Anggap saja target harian kamu adalah 1.800 kalori. Ini artinya kamu bisa makan dua atau tiga potong pizza, satu porsi besar kentang goreng, sebatang coklat, dan makanan enak lain. Kalau dihitung, semua itu sudah pas dengan anggaran kalori harian kamu. Terdengar sulit untuk dipercaya, ya?
Di tahun 2010 lalu, seorang profesor ahli gizi dari Kansas State University bernama Mark Haub sempat jadi sorotan, karena berhasil menurunkan berat badan dengan menjalankan diet makanan cepat saji. Berat badannya turun lebih dari 10 kilogram dalam dua bulan, sambil tetap makan donat, sereal, Doritos, Twinkies, dan Oreo setiap tiga jam sekali. Selama diet, dia memasang target 1.800 kalori per hari, yang jumlahnya lebih sedikit ketimbang rekomendasi asupan kalori untuk berat badannya.
Yang mengejutkan, setelah menjalani diet ini ternyata tingkat kolesterol baik di tubuh Mark meningkat, tingkat kolesterol jahat turun, dan tingkat trigliserida juga turun hingga 39%. Meski berhasil menunjukkan kalau kalori memang memainkan peran penting dalam penurunan berat badan, Mark mengaku kalau tubuhnya terasa tidak sehat dan dia tidak merekomendasikan diet ini pada siapapun.
Belakangan memang semakin banyak peserta gym yang menjalankan trend IIFYM, dimana kamu bisa makan apapun selama asupan protein, karbohidrat, lemak, dan kalori harian tercukupi. Karena sifatnya fleksibel, tak heran kalau IIFYM jadi pola makan yang populer sekaligus kontroversial. Sudah tidak aneh kalau melihat ada model kebugaran yang makan biskuit, lasagna, atau pizza tanpa harus khawatir berat badan akan naik.
Kenapa Junk Food dan Kesehatan Itu Tidak Sejalan?
Seperti yang dapat kamu lihat dari penjelasan di atas, diet junk food memang bisa menurunkan berat badan. Sayangnya, dalam jangka panjang kesehatan kamu malah akan jadi terganggu kalau menjalankan diet Twinkie, diet fleksibel, dan pola makan serupa yang hanya fokus pada kalori dan kandungan gizi makro tetapi mengabaikan kualitas makanan.
Ketika makanan terlalu banyak diproses, nilai nutrisi dari makanan tersebut berkurang/menghilang, serta kadar proteinnya mendekati nol, seperti biskuit coklat yang sebagian besar isinya adalah gula. Nah, makanan yang padat karbohidrat sederhana seperti ini akan membuat gula darah cepat melonjak tinggi tetapi kemudian mendadak jatuh. Hal ini meningkatkan resiko diabetes, sindrom metabolik, resistensi insulin, dan penyakit jantung.
Sebagian besar makanan olahan juga kurang mengandung serat yang penting untuk pencernaan, menjaga kadar gula darah tetap stabil, dan mencegah lonjakan insulin. Serat juga bisa menekan rasa lapar dan mempercepat rasa kenyang. Karena itulah kamu pasti merasa kenyang setelah memakan apel, oatmeal, atau salad, tapi tidak kenyang setelah makan keripik kentang.Karena itulah para ahli gizi banyak merekomendasikan makanan utuh dan alami seperti buah, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, dan gandum segar yang membantu mendukung kesehatan dan kebaikan tubuh. Kalori memang penting, tetapi bukan segalanya. Yang terpenting adalah kualitas makanan yang kamu makan.
Ringkasan
- Secara teori, memang bisa menurunkan berat badan dengan menjalankan diet junk food. Selama kamu berada dalam kondisi defisit kalori, berat badan akan turun dengan sendirinya.
- Diet populer seperti IIFYM sudah membuktikan hal diatas.
- Sayangnya, junk food dan kesehatan tubuh yang baik tidak berjalan seiringan. Meskipun kamu bisa jadi langsing sambil tetap mengkonsumsi makanan cepat saji, efek jangka panjangnya tidak boleh diabaikan.
- Kualitas makanan dan nilai nutrisi lebih penting dari kalori.