OLAHRAGA
Lebih Sedikit Itu Lebih Baik: Bagaimana Overtraining Bisa Mempengaruhi Kemajuan Kamu
Apa kamu merasa lelah dan lesu? Kesulitan memulihkan diri setelah berolahraga? Atau mungkin melakukan gerakan olahraga tapi sulit untuk tetap fokus? Wah, semua itu adalah tanda kalau kamu sudah overtraining alias berlatih berlebihan. Berbeda dengan anggapan orang kebanyakan, menghabiskan waktu lama di gym bukanlah kunci untuk mendapatkan bentuk tubuh yang sempurna. Kebiasaan seperti ini justru bisa mengganggu kemajuan latihan dan merusak kesehatan kamu.
Apa Itu OvertrainingSudah biasa kalau para atlet dan penggiat gym melebihi batas kemampuan fisik mereka saat berlatih. Saat sedang merasa kuat dan siap untuk menaklukkan dunia, rasanya pasti ingin mengerahkan seluruh kemampuan saat berlatih. Sayangnya, berlatih terlalu keras atau terlalu lama malah akan lebih banyak memberikan kerugian ketimbang manfaat.
Banyak bukti yang menunjukkan kalau overtraining atau berlatih berlebihan bisa menyebabkan kelelahan dan mempengaruhi performa atletik. Kondisi ini terjadi saat kamu mendorong diri terlalu keras dan mengabaikan kebutuhan pemulihan tubuh.
Aktivitas fisik itu bisa menyebabkan robekan di otot serta membuat sistem syaraf menjadi stress. Kamu harus tahu, kalau otot itu bukan bertambah besar di gym, tapi justru saat sedang istirahat. Karena itulah, penting sekali untuk memberikan jeda waktu agar tubuh bisa memulihkan diri setelah berolahraga.
Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 33% persen pelari biasa dan 60% pelari lomba telah berlatih berlebihan. Meski para atlet ketahanan adalah yang paling rentan terkena masalah ini, overtraining juga bisa terjadi pada semua orang dari segala rentang usia dan tingkat kebugaran.
Sebagai contoh, kebanyakan orang cenderung berlebihan saat memulai program olahraga baru. Mereka berlatih keras di gym dan terus berolahraga sampai tidak bisa lagi merasakan tangan atau kakinya. Di sesi selanjutnya mereka juga melakukan hal yang sama, sehingga akhirnya mengalami overtraining dan pemulihan yang kurang baik.
Bahaya Overtraining Sesungguhnya
Sudah tidak diragukan lagi, overtraining adalah salah satu masalah paling umum yang sering terabaikan diantara para atlet. Kondisi ini bukan hanya akan merusak kemajuan latihan kamu, tapi juga melemahkan fungsi kekebalan tubuh sehingga kamu jadi rentan terkena infeksi. Dalam jangka panjang, overtraining bisa menyebabkan cedera dan mempengaruhi performa fisik secara keseluruhan, serta beberapa efek samping lain seperti:
- Kelelahan kronis
- Depresi klinis
- Mood swing
- Gampang marah
- Kelelahan
- Pemulihan tubuh yang lambat setelah berolahraga
- Nyeri otot dan sendi
- Sakit badan
- Peningkatan kadar kortisol
- Berkurangnya kekuatan dan ketahanan
- Sulit berkonsentrasi
- Berkurang nafsu makan
- Berkurang motivasi
- Peningkatan detak jantung
- Tekanan darah tinggi
- Infeksi berulang
- Fluktuasi tingkat gula darah
- Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terlewat
- Libido rendah
- Metabolisme sangat lambat
- Mengidam makanan yang tidak sehat
- Sulit tidur
- Banyak pikiran
Kamu bisa lihat sendiri kan, kalau overtraining itu bukan hanya mempengaruhi kesehatan mental tapi juga fisik. Semakin berlebihan latihan yang kamu lakukan, semakin banyak pula yang harus kamu "bayar" dengan kelelahan, cedera, atau penyakit.Saat kamu berlatih terlalu keras atau terlalu lama, kamu memberikan terlalu banyak beban pada sendi, otot, dan sistem syaraf. Tingkat kortisol juga melonjak naik, sehingga akhirnya menyebabkan kehilangan otot serta kelelahan. Belum lagi, saat dalam kondisi overtraining biasanya kamu juga akan merasa terus lapar dan ingin makan sesuatu, atau malah sama sekali tidak nafsu makan. Terlebih lagi, akan timbul pula masalah seperti sulit tidur, kehilangan dorongan seksual, dan badan jadi lebih sering sakit.
Overtraining malah akan mendorong kamu masuk kedalam keadaan plateau, karena peningkatan kortisol akan memperlambat metabolisme, mempengaruhi berat badan serta pengeluaran energi. Di waktu yang sama, tingkat testosteron juga akan anjlok dan tubuh memasuki keadaan katabolis.
Untungnya, masih ada cara untuk mencegah atau meminimalkan dampak dari overtraining.
Cara Menghadapi Overtraining
Kalau kamu mengalami gejala overtraining, lebih baik segera beristirahat. Jangan khawatir, kamu tidak akan kehilangan semua otot hanya dalam waktu satu atau dua minggu saja, kok. Tinggal pilih saja, mana yang mau kamu lakukan:
- Tidak latihan selama seminggu
- Mengurangi intensitas dan durasi latihan
- Mendiversifikasi jenis latihan dan mencoba aktivitas baru
Anggaplah latihan beban adalah prioritas dalam daftar kamu. Maka coba rencanakan minggu khusus untuk pemulihan supaya kamu bisa mengistirahatkan tubuh dan meredakan stress, atau berlatih dengan berat yang lebih ringan dan lebih sedikit gerakan.Strategi lain yang bisa kamu lakukan adalah mencoba aktivitas baru, seperti berenang, mendaki gunung, yoga, atau liburan aktif. Kamu tidak harus berhenti berolahraga sama sekali, kok.
Ringkasan
- Overtraining bisa terjadi pada semua orang dari segala rentang usia dan tingkat kebugaran, terutama atlet ketahanan.
- Overtraining memiliki efek langsung dan jangka panjang, mempengaruhi performa kamu dalam setiap tingkat. Juga membawa kamu kedalam keadaan plateau serta ketidakseimbangan hormon.
- Kelelahan, depresi, hilang otot, dan pemulihan yang lambat hanya beberapa efek sampingnya.
- Cara terbaik untuk mengatasi overtraining adalah dengan beristirahat selama seminggu atau lebih sedikit berolahraga.